Thursday, February 18, 2016

5 Artis Panas Indonesia 80's - 90's

5 Artis Panas Indonesia 80's - 90's Diah Permatasari

Ingat dong brur dan suz, era kita masih seragam putih abu-abu. Film Indonesia sedang berkembang pesat. Meskipun pada jaim sekarang, ngaku deh, dulu buru dan suz juga pernah diem-diem bengong ngelihat poster film yang 'panas' di bioskop.

Begitu melegendanya era film panas itu, sampai-sampai Andrea Hirata memasukkan kenangan tentang poster film bioskop dalam buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi, Sang Pemimpi.

Siapa saja sih artis panas perfilman Indonesia tahun 80's - 90's itu? 5 diantaranya Ojisan tampilkan di sini.

1. Eva Arnaz.

Siapa sih yang nggak kenal dengan emak yang satu ini. Bodi semlohai yang dulu sering banget ditampilkannya sempat merajai pikiran para anak muda saat itu. Keberaniannya untuk tampil terbuka dan menggoda iman merajai layar bioskop era 80's.

Lahir 14 Juli 1957, Emak Eva Arnaz, yang punya nama lengkap Eva Yanthi Arnaz ini pernah jadi juara dua None Jakarta'76, dan Ratu Jakarta'77.

Dari wikipedia Debut film emak Eva, adalah Duo Kribo (1978) arahan Eduard Pesta Sirait. Saat itu emak Eva berpasangan dengan Achmad Albar.

Katanya lagi nama emak Eva melejit berkat film Intan Perawan Kubu karena keberaniannya bertelanjang dada. Dari situlah Eva mendapat julukan bintang bom seks. Sedangkan setahu Ojisan film itu malah dibintangi sama Mbak Yati Octavia.

Film-film Eva berikutnya sebagian besar merupakan film yang penuh adegan seks atau adegan kekerasan, seperti Serbuan Halilintar, Membakar Matahari, Lima Cewek Jagoan, Gadis Bionik, Perempuan Bergairah, Kupu-Kupu Beracun, Warok Singo Kobra, Cewek Jagoan Beraksi Kembali, Midah Perawan Buronan, Jaka Sembung, Bergola Ijo, Buah Terlarang, Terjebak Dalam Dosa, Montir-Montir Cantik, Gadis di Atas Roda, Pasukan Berani Mati, dan sebagainya.

Sayangnya karena sosok Eva yang terlalu lekat dengan peran-peran seks dan laga, banyak yang lupa bahwa Eva juga pernah membintangi film-film romantis. Antara lain,Sakura Dalam Pelukan berpasangan dengan pebulutangkis Liem Swie King dan Lembah Duka (sebagai mama-san), film penguras air mata yang mendapat pujian waktu itu. Dan jangan lupa film garapan Nya Abbas Acup, Cintaku di Rumah Susun film yang masuk unggulan FFI waktu itu sekaligus membuktikan kalau emak Eva tidak cuma jago buka-bukaan.

Sekarang emak udah tua, sudah tobat. Sudah fokus mendalami agama, bahkan kabarnya membersihkan hartanya yang bersumber dari hal tidak baik, sebisanya.

5 Artis Panas Indonesia 80's - 90's_eva arnaz

2. Sally Marcelina

Rajin tampil di berbagai majalah dewasa semacam Popular, dan berani beradegan panas di film menjadikan mabak Sally ini sebagai salah satu icon Bom Sex generasi 90's. Gak munafik Ojisan brur dan suz, kalau dulu pernah juga simpan majalah Popular yang ada mbak Sally di bawah bantal.

Mbak Sally yang sekarang sudah 47 thn, masuk ke industri film secara tidak sengaja. Si mbak ditawari bermain film saat menyaksikan syuting di dekat rumahnya. Namanya melambung berkat film Misteri Janda Kembang (1991). Aktingnya yang kerap tampil seksi dan berani kala itu, menempatkan dirinya sebagai icon film panas sejajar dengan Inneke Koesherawati, Kiki Fatmala, dan Eva Arnaz.

Hampir seluruh film mbak Sally berbau mistis dan seks seperti Gadis Erotik, Susuk Nyi Roro Kidul, Susan Yang Sexy, Akibat Hamil Muda,Pencet Sana Pencet Sini, dan Pergaulan Ranjang Pemikat. Saat itu film yang menonjolkan kemolekan tubuh dan berbau mistis sangat digemari penonton.

Selain bermain film, mbak Sally juga menulis skenario. Tercatat 15 skenario yang ditulis mbak Sally telah difilmkan, antara lain di film Akibat Hamil Muda Yang Kedua (1997). Judul-judul film saat itu memang rada-rada gimana gitu.

Cukup lama juga mbak Sally menjauh dari meriahnya dunia perfilman, sekitar 7 tahun. Mbak Sally dengan kegiatan bisnis dan menjadi ibu rumah tangga. Sally kembali ke dunia akting pada tahun 2005. Mbak Sally membintangi sejumlah sinetron antara lain Cinta Kelas Atas yang dibintanginya bersama Desy Ratnasari, Jeremy Thomas, Silvana Herman dan Jonathan Frizzy, serta sinetron Sulaiman danAndaikan Dia Bukan Ibuku.

5 Artis Panas Indonesia 80's - 90's Sally Marcelina

3. Kiki Fatmala

Mbak yang satu ini masih aja kelihatan bohay banget, padahal usianya sudah 47 thn. Sebelum terjun ke film, sebenarnya Kiki bercita-cita ingin menjadi pramugari. Setelah ikut main dalam film Permainan Dibalik Tirai, kandaslah cita-citanya. 

Terkenal juga sebagai foto model untuk kalender dan majalah dewasa, si mbak yang blasteran Sunda (bapak) dan Pakistan (ibu) ini laris bermain dalam film "panas" di bioskop. Atas peran-peran yang selalu beradegan syur itu, ia berdalih "Kalau sudah terjun, jangan setengah-setengah." Namun belakangan, ia cenderung memilih peran dalam cerita drama.

Sejak tahun 1992, dunia layar kaca digelutinya dan beberapa sinetron pernah ia bintangi, salah satunya adalah serial komedi "Ada Ada Saja". Namanya semakin popular saat ia berperan dalam serial "Mariam, Si Manis Jembatan Ancol 2". Setelah sebelumnya posisi si manis diperankan oleh Diah Permata Sari. 

Saat ini Kiki lebih aktif sebagai guru aerobik. Dan ia sudah mendirikan satu sanggar aerobik yang di beri nama Kifa.

5 Artis Panas Indonesia 80's - 90's Kiki Fatmala

4. Yurike Prastika

Mbak yang blasteran Tionghoa Philipina ini dikenal setelah beradegan panas lewat film Pembalasan Ratu Pantai Selatan. Sejak itu ia dijuluki bom seks Indonesia. Film-film lain yang ia bintangi antara lain: Kepuasan, Rawing 2, Jodoh Boleh Diatur. Ia juga dikenal masyarakat lewat perannya sebagai Ceu Kokom dalam film peraih piala FSI 96, Fatimah. Dalam sinetron tersebut, Yurike meraih Piala Vidia FSI 1997 untuk Pemeran Pembantu Wanita Terbaik untuk Komedi.

Mbak Yurike (48 thn) masih cukup aktif di dunia entertainmen. Dan sempat kelihatan jadi host untuk acara televisi Ini Talkshow, tapi karena Ojisan jarang ikuti perkembangan acara televisi, jadi kurang tahu apakah acara itu masih eksis atau tidak.

5 Artis Panas Indonesia 80's - 90's Yurike Prastika

5. Inneke Koesherawati 

Last but not least. Mbak Inneke Koesherawati. Masih tetap menggemaskan  meskipun sudah berjilbab dan berusia 40 tahun. Dulunya mbak Inne terkenal sebagai bintang film panas pada tahun 1990-an, namun akhirnya memutuskan untuk memakai jilbab tahun 2001. Pada tahun 2013 ia menyatakan mundur dari pemeran layar lebar dan sinetron yang menyita banyak waktu, karena ingin mengurus suami dan anak-anak, tetapi ia masih mau mempertimbangkan tawaran sebagai bintang tamu acara temuwicara (talkshow) atau peragaan busana.

5 Artis Panas Indonesia 80's - 90's Inneke Koesherawati

Punya darah Belanda dari ayahnya, faktor yang mempengaruhi karakter wajah mbak Inne, dan bisa jadi mempengaruhi kesuksesannya meraih predikat Juara Berbakat diajang GADIS Sampul 1990. Mbak Inne pun akhirnya memasuki sekolah model milik peragawati senior, Okky Asokawati, OQ Modelling.

Nasib berkata lain, sejak diajak temannya untuk menjadi figuran dalam film "Lupus 4", Inne pun beralih haluan ingin menekuni dunia seni peran sepenuhnya. Debut film-nya adalah "Diskotik DJ" (1990), kemudian berlanjut dengan "Gadis Metropolis" (1991), "Roda-roda Asmara di Sirkuit Sentul" (1994), dan "Pergaulan Metropolis II" (1995), serta aktingnya di beberapa film Warkop DKI.

Setelah memutuskan berjilbab pada tahun 2001, aktingnya pun berganti di area religius. Seperti "Padamu Aku Bersimpuh" (2001), Mutiara Hati (2005), dan Jalan Takwa (2005). Walau telah berjilbab, Inne tetap laris, bahkan dirinya menyabet penghargaan sebagai Pembawa Acara Terpuji versi Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 2005. Penghargaan tersebut diserahkan dalam acara "Penyerahan Anugerah Syiar Ramadhan 1426 H". Inne pernah menjadi presenter acara "Sahur Bersama" di SCTV, "Kesaksian" di Lativi dan memandu acara menjelang sahur di RCTI (2004).

Inne sebetulnya pernah mendirikan perusahaan film, PT. Gamal Golden Entertainment. Inne menjadi Direktur Utama. Perusahaannya pernah melahirkan dua buah film berjudul "Bias-Bias Obsesi" dan "Bila Esok Tiba" yang diperankan aktor senior seperti Alex Komang, dan Rudi Salam.

Inne juga merambah dunia musik tanah air dengan menjadi produser grup band Uno. Tahun 2007 Inne juga menjadi ikon saluran televisi berlangganan dengan nuansa Islami, Astro Oasis.

Sumber: Wikipedia dan berbagai sumber lain.

No comments:

Post a Comment